Rabu, 02 April 2014

TEORI FISIKA KLASIK DAN MODERN

. Pada fisika klasik pendekatan terhadap pemecahan persoalan pada umumnya lebih didasarkan pada dalil-dalil mekanika gerak (hukum Newton). Disamping itu dalam penanganan solusi secara tegas dilakukan perbedaan antara benda partikel dan fenomena gelombang dan begitu juga mengenai tanggapan: tidak ada pembatasan-pembatasan dalam besarnya energi (energi dapat bertambah atau berkurang dengan besaran nilai yang tidak dibatasi dengan satuan tertentu).

Energi sendiri dianggap dapat disimpan dalam berbagai bentuk.
Pada tahun-tahun sebelum abad 19 itu penelitian diarahkan disamping ke ilmu fisika mekanika juga ke beberapa bidang gelombang dan itu pun diutamakan pada gejala medan elektro-magnet dan cahaya sebagai gelombang.
Meski pada zaman itu hubungan atom-molekul dan sinar radiasi mulai dikenal dan dianggap misterius, namun ketika itu masih dikategorikan sebagai “masalah kecil” dan belum dianggap perlu diadakan perombakan teori secara radikal. “Masalah kecil” tersebut sekarang ini malahan menjadi pusat perhatian utama bagi ilmu pengetahuan material khususnya dalam fisika modern. Namun meskipun demikian hingga sekarang ini teori klasik itu masih tetap cukup beguna terutama bagi bidang-bidang yang menyangkut fisika makro.
Di bawah ini akan dipelajari secara singkat sejarah perkembangan teori atom yang dimulai dengan teori Rutherfold sampai Bohr-Sommerfeld dan penyempurnaan-penyempurnaannya sampai batas-batas kesanggupannya dimana selanjutnya diteruskan oleh teori fisika modern.
Teori ini dimulai dengan teori yang mempelajari teori gelombang mekanika dari atom H, dimana diprkarsai oleh 2 prinsip fisika yang sangat penting yakni: prinsip “uncertainty” atau “ketidakpastian” dari Heisenberg dan prinsip “dualisme material-gelombang”.
Masalah material yang dapat berupa atom, molekul dan begitu juga masalah radiasi dari atom, yang semula dianggap masalah sepele sekarang ini mendadak menjadi sangat penting. Begitu juga pada perubahan system pada eksperimen fisika yang dulunya dianggap jelas dan “distinquished:, sekarang menjadi tidak jelas sehingga harus ditentukan dengan teori kemungkinan (probability). Sma halnya dengan gagasan Heisenberg mengenai teori “ketidakpastian”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar